Muslim Sebagai Pelopor Bijak Kelola Sampah

Sampah masih menjadi masalah besar yang melanda hampir di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Menumpuknya sampah kerap kali menjadi pemicu terjadinya berbagai jenis pencemaran lingkungan baik tanah, air, maupun udara. Hal tersebut sudah seharusnya menjadi perhatian bagi seorang muslim untuk menjadi pelopor bijak dalam mengelola sampah demi menjaga kebersihan lingkungan. 

Allah Swt. Berfirman :

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri (Q.S. Al-Baqarah/2: 222)

Ayat tersebut mengajarkan untuk selalu bertaubat atas segala dosa serta membersihkan diri dari sesuatu yang najis dan kotor untuk menggapai kecintaan Allah. Dr. Yusuf Al-Qardhawi dalam bukunya Al-Halal Wa Al-Haram Fi Al-Islam menjelaskan bahwa Islam mengajarkan cakupan yang luas berkaitan dengan menjaga kebersihan. Mengelola sampah merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kebersihan lingkungan. 

Faktor yang menjadi penyebab menumpuknya sampah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, menggunakan plastik berlebihan dan minimnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah. Oleh sebab itu, sudah menjadi urgensi tersendiri bagi seorang muslim untuk terus menyampaikan edukasi tentang lingkungan.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan penimbunan sampah di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Jenis sampah terbanyak adalah sisa makanan dengan persentase 39,41 % disusul denga sampah plastik 19,37 %.

Melihat data di atas, sungguh miris karena sebagai seorang muslim sudah sepatutnya bagi kita untuk tidak boros dan menyia-nyiakan makanan sebagaimana dalam hadits :

وعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم: إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ طَعَامًا, فَلَا يَمْسَحْ يَدَهُ, حَتَّى يَلْعَقَهَا, أَوْ يُلْعِقَهَ

Artinya : Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda : jika salah seorang dari kalian makan makanan, maka jangan dia usap tangannya sampai dia menjilat tangannya tersebut atau menjilatkan tangannya. (Muttafaq ‘Alaih)

Perintah menjilat sebelum mencuci tangan dalam hadits tersebut mengajarkan agar selalu menghabiskan makanan tanpa menyisakannya, karena sisa makanan akan menjadi sampah yang dapat mencemari lingkungan. Meneladani Nabi Muhammad merupakan kewajiban bagi setiap muslim.

Sama halnya dengan plastik, sampah jenis ini merupakan limbah yang sangat sulit terurai secara alami. Butuh waktu hingga ratusan tahun agar plastik dapat benar-benar terurai dengan tanah. Selain membuangnya secara sembarangan, tak jarang masyarakat memilih untuk membakarnya. Hal tersebut bukanlah solusi bijak karena justru mendatangkan masalah lain yaitu polusi udara.

Selain tidak membuang-buang makanan, Nabi Muhammad juga memberi teladan agar memanfaatkan barang bekas yang sekiranya masih bisa dimanfaatkan. Dalam sebuah riwayat, Ibnu Abbas  pernah memberi sedekah berupa seekor kambing kepada seseorang bernama Maimunah. Tak berapa lama, kambing itu mati. Ketika Rasulullah lewat di tengah-tengah mereka, beliau bersabda :

هَلاَّ أَخَذْتُمْ إِهَابَهَا فَدَبَغْتُمُوهُ فَانْتَفَعْتُمْ بِهِ ؟ فَقَالُوا : إِنَّهَا مَيْتَةٌ ، فَقَال : إِنَّمَا حَرُمَ أَكْلُهَا

Artinya : Kenapa tidak kalian gunakan kulitnya dengan menyamaknya hingga bisa dimanfaatkan? Mereka menjawab,”Kami mengira bangkai”. Beliau SAW berkata,”Yang diharamkan adalah memakannya“. (HR. Bukhari Muslim)

Awalnya mereka menganggap bangkai kambing tersebut tidak bisa dimanfaatkan sehingga akan dibuang, ternyata Rasulullah memperbolehkan kulitnya untuk dimanfaatkan dengan cara disamak. Hadits diatas dapat diambil pelajaran betapa pentingnya mengelola barang yang dianggap tidak berguna seperti sampah menjadi barang bermanfaat jika dikelola dengan baik. 

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengubah sampah menjadi barang bermanfaat. Makanan yang terlanjur sisa, bisa dimanfaatkan menjadi pupuk organik, pakan ternak, sampai biogas. Begitu juga sampah plastik yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai kerajinan tangan, ecobrick, hingga alat-alat sederhana seperti pot bunga, keranjang, alas duduk, dan sebagainya.

Sebagai upaya dalam menjaga kebersihan, seorang muslim harus mempelajari cara-cara untuk mengelola sampah lalu mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Sebagaimana ajaran Rasulullah yang selalu memperhatikan aspek kebersihan.

Mari bersama menjaga lingkungan agar tetap lestari. Bijak mengelola sampah akan mendatangkan berbagai manfaat untuk kelestarian lingkungan. Sebaliknya jika terus menerus menimbun sampah tanpa dikelola dengan baik akan mendatangkan berbagai masalah lingkungan.

Muhammad Maksum Ali, Ustadz di Cariustadz